A few question for you..
Masihkah kita harus berbuat kasih dan memaafkan seseorang yang sudah melakukan kesalahan yang sama kepada kita, 2x berturut-turut?
Masihkah kita harus melupakan dan mendengarkan jiwanya berkata disaat kita sudah mengingatkan akan kesalahannya yg terdahulu, meminta dia untuk berhenti berbuat atau berkata mengenai sesuatu yang membuat kita marah, namun kenyataanya dia tidak mendengarkan peringatan kita ?
Masihkah...?
ato mungkin pertanyaanku lebi tepatnya,
Haruskah..?
Berikut pertanyaan dari Ibu Retha.. Kalo menurut gue HARUS.. Why?
Dasar jawaban gue diambil dari Firman yang gue percaya dengan iman adalah benar..
- Matius 18 : 21b-22
Ayat 21b-22 : “…Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali? Yesus berkata kepadanya: Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”
- Matius 6 : 14-15
Ayat 14-15 : “ Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di Sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
- Doa Bapa Kami, “….Dan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami…”
- Matius 7 :1-5
Ayat 1-5 : “ Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu : Biarlah aku mengeluarkan itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkan dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu”.
- I Petrus 3 : 9-12
Ayat 9-12 : “ Dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi dengan sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab : Siapa yang mau mecintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya. Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada pemohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menetang orang-orang yang berbuat jahat.”
- I Petrus 4 :8 : “ Tetapi yang terutama : kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa”.
- I Korintus 13 : 4-8a
Ayat 4-8a : “ Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersuka cita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih itu tidak berkesudahan…”
- Yohanes 15 : 12 :” Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”
- Lukas 6 :37 : “ Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.”
- Lukas 6 : 36 : ” Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.”
- Matius 5 : 5,7,8,9
Tentang Khotbah di Bukit.
Ayat 5 : “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi”.
Ayat 7 : “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan”.
Ayat 9 :”Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah”.
Ayat 10 : “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga”.
- Matius 5 : 38 – 44
Ayat 38-44: ”Kamu telah mendengar Firman : Mata diganti mata dan gigi diganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu : Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. Kamu telah mendengar Firman : Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu : Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
- Markus 12 : 30-31
Ayat 30-31 : Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua adalah ialah Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama daripada kedua hukum ini.”
- Lukas 11 : 28 : “ Tetapi Ia berkata : Yang berbahagialah adalah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya.”
Gue ada cerita dari Alkitab yang bagus banget maknanya…
Bacaan dari Injil Matius 18 : 23-35
“ Sebab hal kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya : Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya : Bayarlah hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya : Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskan hutang-hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala sesuatu yang terjadi kepada Tuan mereka. Raja itu memanggil orang itu dan berkata kepadanya : Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa-Ku yang di Sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”
So.. Dari bacaan Firman diatas kita tahu kenapa kita HARUS saling memaafkan. Bukankah Tuhan selalu memaafkan segala kesalahan kita jika kita mohon ampun dan mau bertobat? Mengapa kita sebagai manusia berkecil hati untuk saling memaafkan sesama kita?